Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Motivasi orang tidak selalu berlaku | Cari Jenis Motivasimu

Tidak ada komentar

Motivasi tidak selalu berlaku

Banyak buku motivasi, banyak kuotasi pemikiran, tapi masing-masing buku pun ditulis dengan dasar berpikir 'Penulis menghadap pada tribe-nya sendiri', tidak pernah akan sesua pada semua tribe (umum) manusia, karena bahasa paling baik yang dari penulis adalah pada 'bangsa'nya atau 'kaum'nya. Saya mengatakan ini bukan mengacu pada bangsa gen, tapi pada niche.

Manusia punya sejarahnya sendiri

Anak yang hidup dalam lingkungan nelayan akan berbeda jalan pikirnya dengan Anak yang hidup dalam lingkungan birokrat. Kesejarahan membentuk orientasi arah berpikir mereka masing-masing, namun aksis pemikiran bisa bertemu ketika keduanya mendapatkan kurikulum yang sama. Axis pemikiran bertemu bukan berarti lantas pemikiran bisa sama

Beda Individu dan Personal

Individu berarti adalah bagian dari sesuatu, contoh individu:

  • Individu PNS = bagian dari PNS
  • Individu klub inova = bagian dari klub Inova
  • Individu Indonesia = bagian dari bangsa Indonesia
  • Individu batak = bagian dari suku batak
Sedangkan ketika sudah menyebut nama itu sudah berbeda lagi, itu sifatnya personal: 
  • Jono, individu klub inova, dia adalah Jono sendiri dan otonom, tidak 100% ciri individu klub inova bisa melekat padanya. Dalam kasus ini Jono masuk klub tersebut untuk hanya menjalin relasi bisnis, Jono sama sekali tidak suka inova.
  • Alfan, individu batak, dia adalah Alfan sendiri dan otonom, tidak 100% ciri individu batak bisa melekat padanya. Dalam kasus ini Alfan tidak suka makan babi karena mengidap alergi tertentu.

Abstraksi

Ketika kita abstraksi hal itu dengan adanya individu motivasi / individu quote / individu -isme, kita kan paham bahwa tidak bisa menjudge bahwa walau orang itu sudah baca motivasi / quote / -isme tersebut akan secara rasional orang tersebut akan selalu align. Kita berbicara tentang hal yang organik di sini, seseorang yang berdinamika, sisi manusia yang tidak rigid pada 1 jenis kriteria. 

Untuk misal kita baca buku / menemukan informasi baru dan menemukan bahwa hanya dengan 'keluar dari rumah' kita akan memutus 'rantai zona nyaman' yang mengikat diri sehingga 'immobile' dan seolah menjamin 'transendensi' diri kita itu dapat dianggap sebagai overestimating. Ukuran transendensi diri adalah fakta riil transendensi, maksud saya bukan berarti dengan tidak keluar dari rumah kemudian tidak bakal bisa transenden. Hal itu adalah salah satu cara saja.

Struggle (pergumulan) sendiri itupun menurut saya bukan merupakan hal yang bisa gamblang dilihat dari luar. Pertarungan adalah selalu dalam pikiran, itulah pertarungan riil. Ketika kita mencari damai, apa yang kita dapatkan adalah dengan kontradiksi 'apa itu damai?' dari dimensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Namun saya juga sebagai praktisi menganggap bahwa selalu ada hawa buruk atau hawa baik dari sesuatu yang dikenai manusia. Energi selalu mengalir dari diri manusia, entah itu positif atau negatif. Dalam pembahasan ini, mungkin orang yang menganggap keluar rumah adalah selalu jalan keluar dikarenakan mereka tidak tahu menahu hukum energi yang berlaku.
Saya juga menganggap segala hal yang konkret akan sangat menyusahkan bila diabsolutkan, lebih baik mengabsolutkan hal yang riil saja.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar