Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Timer: Solusi Menunda Waktu?

Tidak ada komentar
Alasan saya menggunakan timer dalam bekerja

Ilustrasi waktu



PENDASARAN


Dalam mempelajari sejarah saya tahu bahwa dimensi manusia bergerak adalah selalu tentang 2 hal: dimensi spasial dan dimensi temporal.

Dimensi spasial (tempat) mendikte bahwa kita hanya bisa berada di satu tempat dalam satu tempat ketika berada dalam satu waktu. Mengisi ruang dan berada dalam ruang.

Dimensi temporal (waktu) mendikte bawa kita hanya bisa berada dalam satu stream waktu yang selalu bergerak dengan konstan. Saya katakan stream karena tidak pernah kita berada dalam ‘kondisi’ yang sama. Walaupun kita diam pada ruang yang sama pada 18.00 hingga 19.00 tapi antara 18.00 dan 18.01 pun tidak bisa dianggap sama.

Untuk bisa mencapai perubahan manusia harus mengetahui rumus alamnya. Kita sadar bahwa hukum manusia adalah merupakan turunan dari hukum alam (manusia melihat alam-sekitarnya, melakukan konseptualisasi-abstraksi, kemudian diterapkan dalam hal-konkret-keseharian). Hukum alam perubahan bisa dilihat dari hukum aksi-reaksi, apabila kita melakukan aksi selalu ada reaksi yang mengikuti. Namun harus disadari karena kita berada dalam 1 stream waktu, kita akan selalu melakukan aksi (mau ataupun tidak mau), kita selalu membuang waktu. Kita tidak bisa melakukan apapun terhadap waktu, karena ukurannya bersifat konstan. Waktu tidak bisa dipercepat atau diperlambat, betul?

Nah bagaimana kita bisa melakukan perubahan dalam diri kita? Satu-satunya ya dengan mempengaruhi dimensi spasial (kapasitas manusia). Walaupun manusia hanya bisa berada pada 1 tempat pada 1 waktu, tapi dengan ilmu sebagai faktor-pengungkit, manusia bisa (secara relatif terhadap kebudayaan purba) mengerjakan lebih banyak hal menggunakan metode yang lebih efekif dan effisien. Misal dengan adanya teknologi industri dan efisiensi kerja, kita akhirnya memiliki listrik dan makanan. Bayangkan bila kita menciptakan listrik dan makanan sendiri-sendiri? Tidak akan mencukupi!

Itu masih satu hal tapi dalam era ilmu dan teknologi yang maju seperti ini, mencapai kondisi kerja optimal bagi manusia adalah hal yang tidak bisa dipungkiri. Kondisi kerja optimal selalu dalam equasi misal X sebagai kondisi kerja. X = Total Kuantitas Pekerjaan / Waktu (menit). Memang dalam term of scientific apa yang bernada qualitas tidak bisa dilakukan generalisasi, tapi misal dikhususkan untuk editing video, untuk editing video dengan kualitas yang medium: 5 video dalam waktu 30 menit (editing saja! tanpa mengumpulkan bahan lagi), bisa kita lihat seberapa tinggi kapasitas ruang yang bisa dicapai oleh individu menggunakan ilmu dan penggunaan teknologi yang ada (misal: keyboard shortcut, komputer dengan spec sultan, setting workspace yang ergonomis, dll).

Di sini manusia bisa memadatkan diri mereka dengan berbagai ilmu, misal prioritizing untuk mencegah less focus dan less sense of achievement. Namun di sini keterbatasan manusia selalu disadari melalui ukuran mereka terhadap waktu. Ketika sehari tidak melakukan apa-apa bukankah kita sendiri sadar betapa tidak bergunanya kita terhadap dunia? :P

my timer


SOLUSI


Saya menawarkan solusi berupa timer, bolehah saya bercerita. Saya membeli timer ini dikarenakan hp sebagai gadget saya anggap sudah terlalu padat fungsi padahal saya butuh timer untuk dilihat. Sedangkan walau ada program timer di komputer, namun saya juga bekerja ketika jauh dari komputer, saya putuh timer yang bisa mengontrol saya bahkan ketika pegang hp. Akhirnya saya beli timer dengan harga yang cukup terjangkau, dengan lcd yang cukup lebar yang saya rasa membuat mata saya lebih mudah melihat karena energi yang dibutuhkan untuk memfokuskan otot mata lebih kecil daripada dengan LCD yang berukuran kecil. Timer ini punya batas waktu maksimal 99 menit, karena keterbatasan ruang dalam LCD, tapi tidak masalah.

UJI AWAL


Ketika saya pakai timer ini untuk waktu 90 menit. Untuk mengerjakan video dll, ternyata dalam 90 menit uji awal ini saya merasakan betapa saya banyak berprokrastinasi. Klak-klik pada kontent web yang tidak berpengaruh pada kontent saya, kemudian interupsi-notifikasi dari Game Clash of Clans, email promosi tidak jelas, dll. Okey saya fixkan diri saya dengan mematikan hp pada waktu saya bekerja (notifikasi datang dari web saja). Namun 90 menit ini nyatanya terlalu panjang

UJI BEST METHOD


Setelah beberapa hari pakai ternyata yang paling baik adalah menggunakan interval 30 menit untuk mengerjakan sesuatu. Saya selalu membayangkan saya untuk meminum pil 30 menit, berapa banyak yang bisa saya kerjakan dalam waktu tersebut. Ketika saya mendapatkan diri saya tidak optimal dengan 30 menit itu, 30 menit berikutnya saya akan lebih ngebut kerjanya. Dan selalu demikian. 30 menit saya berikan juga bagi diri saya untuk istirahat, apalagi untuk pekerjaan komputer mata kan perlu istirahat, dengan alarm dari timer ini sangat membantu untuk mengingatkan.

30 menit itu efeknya juga membantu saya untuk mengingatkan pentingnya dalam meningkatkan ilmu yang saya punya supaya pekerjaan semakin cepat. Entah itu belajar macro atau hire orang lain atau hal-hal yang lain, karena tanpa hal tersebut saya tidak akan mencapai tujuan saya dengan cepat.

Emotion make motion, jangan biarkan diri Anda emotionless. 


Tidak ada komentar :

Posting Komentar