Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Oldman Cinema

Tidak ada komentar
Kisah nyata sih, tapi q usahakan menutupi beberapa bagiannya.
Seumuran SMP saya mempunyai seorang kenalan, anggap saja Mr. X, dia sudah berumur kira-kira 50 lebih. Tapi dia suka bergaul dengan orang yang lebih muda, "Bisa membagi kebijaksanaan" katanya.



 Awalnya sih dia terkenal baik, suka datang ke rumah temen-temen mengumpulkan temen-temen seiman untuk berdoa secara baik, mengajarkan saling mendoakan. Dia mengumpulkan banyak temen-temen untuk bisa bermain di rumah masing-masing, dan kadang kita juga bermain ke rumahnya. Sekadar untuk sharing dan bercerita, bertukar pikiran.

Tetapi entah bagaimana dalam suatu proses ada isu-isu mengatakan bahwa dia bukan orang yang 'sukses dan baik' maksudnya dimanapun dia berada selalu meminta 'uluran tangan' dari orang-orang yang pernah dibantunya ataupun teman-temannya (apa karena itu dia mencari teman? sayapun tidak tahu). Dalam waktu yang samapun, saya dihadang oleh Oom saya untuk berteman dengan dia (takut menular / bakal merusak iman dan diri dari ponakannya mungkin). Pekerjaanpun tidak dimiliki, dan itu membuat saya sempat bertanya-tanya, saya pun diam-diam melakukan suatu penelusuran.


Nah dia ini nih, suka sekali dengan apa yang disebut film-film rohani (film tentang Yesus versi apapun), dia mengumpulkan uang untuk membeli film-film tersebut. Dan memang film, dan buku-buku tentang Yesus rapi sekali ada di rumahnya. Cara dia menilai suatu film, memperhatikan perbedaan memang sangat jeli sekali (karena mungkin masa mudanya dihabiskan untuk itu) nb: dia tidak menikah.

Tapi jujur saya tidak mengetahui dari mana dia mendapatkan itu (berdasarkan check saya). Dan ternyata juga isu di atas terbukti. Bahwa semakin dekat semakin menekan! Dan dia tidak mengeluarkan keringat banyak untuk meminta 'uluran tangan' tersebut?

Tetapi saya jujur tidak bisa menemukan celah untuk bisa membantu dirinya keluar dari lingkaran, lingkaran di mana orang tidak mau bekerja dengan tenaganya sendiri. Tapi juga jujur saya berada di dalam lingkaran di mana saya tidak mau memegang tanggung jawab, perbaikan diri bahkan untuk saudara seiman.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nah tapi nih ada yang ingin saya tekankan?

Soal investasi waktu? iya masih.

Di mana orang yang tidak berhasil itu terlalu menghabiskan waktunya hanya untuk bersenang-senang dengan hobinya: menonton film, sehingga dia tidak memiliki keahlian lain ke depannya untuk terus hidup secara mandiri. Dia terlalu -> malas

Dan juga tidak memiliki rem pada masa mudanya sehingga kebiasaan-kebiasan buruk ada diposisi menang dari disiplin-disiplin yang seharusnya dimiliki oleh manusia.
ingat:
(P. Baru: Matius 3:10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 


Tetapi jujur saya melihat kemampuan untuk melihat film secara detail itu sangat luar biasa, dan seharusnya dia pada masa mudanya menginvestasikan suatu, sehingga bakatnya itu bisa diterima dengan baik oleh orang lain dan menjadi suatu penghidupan sampai masa tuanya sekarang. Dan apakah manusia tidak  mau dibayar untuk melakukan apa yang disukainya? Proses pembentukan mekanisme kerja / pekerjaan seperti itu memang membutuhkan waktu yang banyak. Dan, apa alasan untuk tidak mencicil hal tersebut dari sekarang?

Dan lihat? Memang Tuhan menghidupi dia dengan baik.
Tetapi apakah Tuhan menyukai hal tersebut?
Jujur kita memang diharapkan dan diharuskan untuk menjadi garam bagi orang lain. Bagaimana menyadarkan orang yang belum terlambat, sehingga bisa memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri secara progresif melalui apapun yang kita suka.

Investasikan waktu Anda, karena masa depan itu bukan 1 tahun lagi, 1 bulan lagi, 1 hari lagi, 1 jam / pun 1 menit. 1 detikpun berarti!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar