Era Media: Siapa yang Pertama dia benar
Percayakah
Anda 39% orang dari populasi dunia memakai internet? (Wikipedia)
Segalanya butuh internet, wifi disediakan di mana-mana, cafe dengan
internet gratis merajalela.
Namun ketika informasi
datang dengan kian cepatnya
siapakah yang yang bisa
menyortirnya mana yang salah dan yang benar?
Hingga
di luar negeri masyarakatnya menyadari hal ini dan membuat meme (gambar
lucu) tentang hal ini:
Saya
punya pengalaman pribadi, mungkin masih efek awal-awal tapi saya
percaya dengan apa yang disebut ‘Niat Baik’ dari seseorang lewat
tulisannya. Namun di jaman yang kian modern ini, kita harus belajar
kritis daripada tertipu (seperti saya). Tertipunya tidak terlalu
berat sih, hanya karena judul yang sebenarnya (menurut saya) tidak
menggambarkan beritanya. Kemudian
ketika baca di komen ada yang menyangkal berita itu. Maklumlah tahun
‘pencitraan’ sudah tahun 2014. Saya
sebut tertipu karena saya kadung percaya dan dipaparkan sangkalan
itu.
Sesuai
dengan pepatah dari salah satu kaisar Yunani, Marcus Aurelius yang
mengatakan bahwa “What the people say is perspective, not the
truth”. Sangat baik sekali
jika kita mengkritisi tiap berita. Namun, sejak kita tidak berada di
lokasi berita tersebut,
maka kita tidak tahu mana yang benar, hanya probabilitas tertinggi
akan track record sesuatu dalam berita yang menguatkan
spekulasi kita.
Tapi
sesuai judul dari pemikiran di atas saya berasumsi, bahwa arah dari
media sekarang ini adalah siapa
cepat update dia
akan membawa opini publik
dan opini memang tendensius ke arah pembenaran sesuatu. Pembenaran
sendiri
tidak salah, kitapun untuk
mengetahui dan belajar ilmu
alam juga menggunakan metode
pembenaran diri juga
(melalui interaksi
dengan guru). Namun
hal itu akan kacau jika sesuatu tidak pada tempatnya kemudian dipakai
sebagai pembenaran.
Saya
bukannya
asal berkomentar,
tetapi terlihat paradigma
masyarakat Indonesia yang suka instant
judge. Tidak
percaya? Coba saja kalau
Anda lihat komentar di situs-situs besar yang cenderung menyalahkan
dan mengutuk itu, dan
langsung diambil sebagai kebenaran dengan malas mengkritisi kronologi
suatu peristiwa dalam berita.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar