Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Hati nurani, personifikasinya

Tidak ada komentar
Ketika boleh mempersonifikasi, maka hati nurani akan saya anggap sebagai seorang Gadis Kecil berwajah Manis yang Manja dimana dia selalu clingy, memperhatikan dan memandangi kita bagaimanapun situasi kita, selalu menasehati apabila yang kita lakukan mulai tidak benar menurutnya. Karena dia adalah anugerah Allah yang diberikan pada tiap manusia sejak lahir-nya manusia dan yang secara misterius paham dengan apa yang diingini Allah sendiri maka dia harus kita perhatikan dengan serius.

Ilustrasi Hati Nurani
Ketika kita tahu dan sadar, kita bisa meminta bantuannya karena secara misterius pula dia bisa berkomunikasi dengan alam dan Tuhan. Apakah dia ini ruh kita dan kita yang mengatakan diri kita, 'aku' atau 'kita' ini sebagai jiwanya, siapa yang tahu? Tapi yang jelas ada bukti yang nyata untuk kita bisa meminta bantuan pertimbangan atau bahkan energi ke dalam diri, ke dalam eksistensi yang ada tapi lain dari diri kita yang mengatakan 'aku' atau 'kita'.

Tetapi pula ketika apa yang kita lakukan / minta tidak appropriate menurutnya, dia akan jengkel dan marah kepada kita, memalingkan pandangnya penuh dengan keinginan supaya kita memperhatikannya lagi.

Tidak ayal memang kedagingan yang membuat seperti itu, saya tidak mengatakan nalar karena nalar menurut saya adalah bentuk dari kesadaran, hanya orang yang hilang kesadaran yang berbuat jahat. Ketika hal demikian (dominasi kedagingan) terus terjadi setiap waktu, kita akan kehilangan kepekaan untuk melihatnya. Pada tahap tragis kita akan kehilangan kesadaran akan keberadaannya. Apa yang lebih buruk jika di dalam persidangan kita menghiraukan keberadaan hakim?

Tapi ketika dia benar memalingkan pandangnya, kita lama kelamaan akan menjadi kosong dan bisa menjadi negatif, karena pandangannya ini somehow memiliki koneksi dengan Allah yang transedental yang Maha Positif. Ketika sesuatu cocok dengan hati nurani kita menjadi lebih tenang dan bahagia. Hati nurani adalah saksi tak terbantahkan dari apa yang kita lakukan kepada Allah.

Gadis manis itu memperhatikan kita setiap waktu, siapkah kita menyerah dan merawatnya? 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar