Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Pengalaman mistik, menyatukan.

Tidak ada komentar
Titik tolak pertemuan dan dialog antar agama adalah pengalaman mistik kolektif antar orang beragama. Hal ini dikatakan seorang guru saya di suatu waktu. Sangat menarik bagi saya sendiri untuk mengungkapkan lagi kedalaman dari hal ini.


Tidak dapat dibantah memang keagamaan itu tidak pernah dapat dipungkiri berbeda, dan selalu perdebatan yang terjadi dapat menambah renggangnya hubungan sosial. Namun, sangat jelas hal yang absurd bila menekankan lagi dan lagi hal yang sangat berbeda ini. Seolah mengatakan perbedaan kontras antara warna merah dan putih, secara terus menerus, berulang-ulang dan ngotot! Penerimaan suatu hal secara utuh membutuhkan kedewasaan, ketika sudah menerima secara utuh pasti akan ada pengetahuan lain yang akan dapat Anda ambil, tapi hei tidak semua yang menerima itu! Manusia adalah makhluk yang belajar bahkan hingga satu detik sebelum matinya.

Bahkan ada pepatah yang pernah berkata, 'Entah siapa yang akan menemukanmu lebih dulu, kematian atau kebenaran'.
Namun pada akhirnya pengalaman mistik yang menyatukan kita...
Mistik berarti 1 subsistem yg ada dl hampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dng Tuhan; tasawuf; suluk; 2 hal gaib yg tidak terjangkau dng akal manusia yg biasa

Pengalaman adalah sesuatu yang secara nyata yang kita temui dalam kehidupan pribadi kita.
Pengalaman mistik adalah pengalaman transenden yang mempunyai rasanya sendiri. Setiap orang yang sudah mengalami akan punya rasa yang sama yaitu rasa bahagia. Pengalaman mistik somehow tidak bisa ditemui ketika kita dalam keadaan sibuk, dia memerlukan sikap atensi dan kepasrahan penuh. Sikap tersebut dapat ditemukan dalam doa pribadi, biasanya di malam hari ketika kondisi sunyi dan tidak dikejar pekerjaan, atau melalui meditasi.

Ada perbedaan dari terminologi senang dan bahagia, menurut saya, senang berhubungan dengan objek duniawi yang tangible (bisa dipegang) sedangkan bahagia berhubungan dengan objek surgawi (kebebasan dari hal dunia). Hal ini penting agar tidak ada salah kaprah yang menyamakan pengalaman mistik sebagai rasa yang sama yang berasal dari kesuksesan bisnis, bersenang-senang dengan harta dll. Karena kesenangan sebagai kebahagiaan palsu biasanya hampa dan sementara.
Bahagia berarti 1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- krn dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga;

Senang berarti 1 puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa, dsb: ia menyelesaikan pekerjaan itu dng --; hatiku -- kini setelah semua tugas terselesaikan; 2 betah: saya selalu -- tinggal di daerah yg dingin; 3 berbahagia (tidak ada sesuatu yg menyusahkan, tidak kurang suatu apa dl hidupnya): ia cukup -- dng kehidupannya sekarang; 4 suka; gembira: dng -- ia menyambut kelahiran bayinya; 5 sayang: orang tuanya -- kpd calon menantunya; 6 dl keadaan baik (tt kesehatan, kenyamanan, dsb): sudah beberapa hari ini saya merasakan tidak --; kami selalu dl keadaan --; 7 mudah; serba mudah; praktis: -- memakai kompor ini;-- di balik -- , ki marah; jengkel; -- hati, ki gembira dl hati;
Rasa dari pengalaman mistik adalah suatu kebahagiaan, kebebasan, kedamaian dan ketentraman ekstrim dalam hati yang kadang ada juga yang merasakan melihat satu titik putih (namun perasaan yang terpenting). Walaupun terjadi dalam waktu mungkin dalam satu - dua detik, pengalaman mistik sebagai sebuah pengalaman batin tidak bisa dilupakan seumur hidup manusia. Pengalaman seperti ini yang kemudian membuat kita seakan takut namun tertarik, takut karena kita takut tidak bisa kembali, tertarik karena kita merasakan apa itu kecapan hal surgawi yang membahagiakan sehingga tidak ingin hal dunia apapun.

Kita bisa menilai dengan lebih baik apabila kita punya pandangan utuh akan sesuatu, utuh secara emosi dan kognitif. Bagi yang sudah mengalami pengalaman mistik, ada sensasi kepenuhan perasaan, tidak ada rasa benci sedikitpun pada manusia. Pada titik merasakan kembali pengalaman mistik sebagai pengalaman batin inilah judgement paling ideal dapat dibuat. Kita tidak akan membuat keputusan yang buruk apabila sudah memiliki pengalaman batin untuk merasakan kedamaian secara pribadi. Pengalaman mistik tersebut sebagai pengalaman batin yang dapat membuat kita menemukan jiwa-jiwa lain yang membutuhkan kedamaian. Dari situlah dapat kita tarik segi kesadaran kolektif untuk mencapai hakikat, seperti garam yang hakikatnya untuk mengasinkan dan menyedapkan masakan, apa hakikat kita sebagai manusia?

Tidak ada komentar :

Posting Komentar