Galau itu skeptis tentang masa depan
"Galau"
Sedikit saya ingin berolah tulis dengan kata galau. Galau adalah istilah yang sering dipakai oleh banyak sekali kawan-kawan saya, kata-kata gaul ini menghiasi timeline baik facebook ataupun twitter baik secara tersirat maupun tersurat.
Menurut sumber RSA (sebuah video pembelajaran di youtube) sangat membahayakan kalau seseorang berpikir 'mengapa pada saya?' ketika dirinya mengalami masalah. Saya menyetujui bahwa manusia tidak akan bisa menjawab hal tersebut karena menurut opini saya manusia akan menentang apa yang menyalahkan dan mungkin malah membenarkan kesalahan pada dirinya, faktor emosi dan subjektivitas selalu melekat dan hanya orang kedua yang terdekat yang mampu mengurai hal tersebut dengan baik.
"Manusia bukan mesin yang ditanyakan di mana rusaknya dan diperbaiki namun manusia harus memperbaiki dirinya secara langsung melalui tuntunan yang benar supaya bisa lebih baik"
Namun saya mencoba menerobos hal tersebut dan menguak tentang apa itu galau yang saya rasakan sendiri. Sebenarnya berawal dengan pencarian pengendalian diri, namun saya sadar tidak bisa langsung secara keseluruhan menghabiskan permasalahan, maka saya memprioritaskan pada rasa galau ini. Setelah berkecimpung dalam banyak pemikiran bawah sadar pada kondisi yang tidak terkendali itu, saya memutuskan dengan mantap mengatakan bahwa 'Galau adalah rasa skeptis terhadap masa depan'. Masa depan tidak harus puluhan tahun kedepan (besok pun masa depan)
![]() |
Ilustrasi Skeptical |
Skeptis / sceptical diartikan sebagai doubting / meragukan apa yang kita lakukan. Sebanyak apapun hal yang baik yang kita lakukan untuk perbaikan diri dan pekerjaan ataupun hal-hal lain selalu dirasa tidak cukup dan tidak dipercaya dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik. Kemudian dari rasa itu kita takut dan cemas serta mulai menyalahkan diri sendiri yang bahkan bisa berbuat anarko (galau berbeda rasa dengan deg-degan).
Mungkin galau adalah sifat klinis kejiwaan dikarenakan keilmuannya tidak pernah diajarkan di kurikulum pendidikan (mungkin perlu sekali diwujudkan ke depannya). Namun apabila tidak dimanajemen dengan baik, faktor ekonomi yang ditimbulkan cukup memprihatinkan, galau bisa menghilangkan kesempatan pekerjaan, menghilangkan waktu kerja, membuat kita menghabiskan uang yang tidak perlu dan lainnya. Semoga saja pembaca bisa concern dengan kondisi kegalauan dirinya karena sebenarnya galau itu tidak perlu.
- Seperti apakah keinginanku akan masa depan?
- Apakah saya meragukan masa depan diri sendiri?
- Siapa yang percaya masa depanku kalau bukan aku sendiri?
- Apakah dengan ragu itu masa depan saya bisa lebih baik?
- Seperti hujan terbentuk dari panas matahari kepada air hingga menjadi awan itu, apa saja yang perlu kulakukan yang menjamin kebahagiaanku di masa depan?
- Apabila kulakukan hal itu apa semakin dekat aku pada tujuanku?
- Apakah tidak rasional jika aku tidak percaya pada diri? Apakah seperti ini terus akan menjaminku menjadi lebih baik?
Setelah memikirkan hal tersebut saya langsung do segala sesuatu yang membuat diri saya lebih baik : mengurangi list pekerjaan saya, tidak menunda-nunda lagi kerja, dan paling penting segera membuat ladder to future (membuat semacam life planning)
Mungkin pembaca tidak percaya dan berpikir konsep lain tentang galau, tapi ada baiknya Anda memikirkan cerita ini :
"Tidak ada yang lebih dari rasa aman dalam kita ketika kita tersesat dalam kegelapan total, menoleh dan kemudian menemukan titik di mana ada cahaya. Kita akan berlari pada cahaya itu dengan cepat, tanpa memperhitungkan kelelahan, kesakitan karena kita tahu dibawah terang itu ada kenyamanan."
Titik dari cahaya itu adalah impian kita, masa depan kita. Kita tidak akan bisa mencapai cahaya apabila kita tidak percaya dan berjalan ataupun berlari menuju cahaya itu.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar