Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Kenapa saya tidak respek dengan fpi

Tidak ada komentar
FPI / Front Pembela Islam, sebenarnya menurut saya nama agama yang dipakai + atribut keagamaan yang dipakai oleh gerombolan ini tidak pas sama sekali. Dengan menyandang agama tertentu, tentulah secara bertanggung jawab menunjukkan sikap yang benar dan bertanggung jawab. Semisal: Yonar, apa yang saya lakukan adalah menunjukkan citra saya sebagai Yonar. Seperti apa Yonar dikenal adalah bagaimana Yonar berlaku pada sesama. Apalagi Yonar membawa atribut lain, semisal: tempat pendidikan ataupun keagamaan, maka baik buruk yang saya lakukan akan membawa citra dari atribut yang saya bawa.



Tindakan semena-mena terhadap masyarakat dengan legitimasi-legitimasi yang dibuatnya, mengatasi polisi. Tindakan keras kepada setiap orang yang dirasanya tidak pas, menunjukan rendahnya tingkat pengendalian diri ataupun tidak adanya spiritualitas dalam diri mereka.

FPI itu tidak cerdas


Manusia dianggap cerdas karena dia mempunyai alternatif penyelesaian yang mengurangi tingkat kerugian (kemanusiaan) secara mendasar baik fisik maupun abstrak. Perkembangan ini saya analogikan dengan keilmuan saya yaitu bagaimana dulu ketika ada pekerja di pabrik besi yang banyak orangnya mati karena panas ataupun manajemen bahaya yang tidak adekuat, dirasa tidak benar oleh masyarakat (ilmuan). Akhirnya untuk mengatasi itu dibuatlah aturan-aturan keselamatan kerja yang mengurangi resiko hal-hal tersebut.


FPI itu tidak peduli


FPI demikian tidak peduli dengan apapun (bahkan mungkin dosanya sendiri), dengan legitimasi agamanya dan tanpa pengahayatan (malah menunjukkan marahnya) seolah-olah mereka ini rupa Allah dan tidak boleh dibantah. Sebenarnya bila manusia benar takut pada Allah, manusia tidak akan mencoba untuk sekalipun berbuat seolah mereka Allah tanpa persetujuan langsung Allah sendiri (di sini saya bedakan antara manusia biasa dan para nabi). Batas manusia adalah mengingatkan saja bahwa ada sesuatu yang harus digaris bawahi oleh orang lain, dan kalau percaya adanya Allah yang hidup (Allah itu sebuah kehidupan, bukan benda mati) maka berdoa dan mendoakan adalah satu-satunya jalan untuk membuat perubahan. (kecuali manusia itu tidak percaya dengan Allah yang sanggup mengubahkan / manusia itu menyangkal kebesaran Allah?)

Bila tindakan FPI adalah mencoba menjadi tangan kanan Tuhannya, maka ada paradoks dimana mereka percaya adanya Tuhan, tapi tidak percaya kalau Tuhan itu yang punya kuasa pengubah pada masyarakat.

Saya hanya mbatin, mungkin hanya ilusi ketika preman FPI tidak tertangkap oleh kepolisian. Coba berpikir apabila atribut agama itu dihilangkan dan diganti dengan yang lain, bukankah sudah jadi preman itu FPI?

Solusi


Energi dari FPI sebenarnya bisa digunakan untuk hal-hal yang positif selain kekerasan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar