Filsafat dan Yonar Trisna
Ilmu tentang bertanya, itulah panggilan singkat saya terhadap filsafat. Saya begitu menyukai bidang ini karena pada waktu kecil (anda bisa lihat di tentang saya) saya menyukai cerita tentang Salomo yang memilih hikmat daripada kekayaan dan kekuasaan.Filsafat bagi diri saya terbangun (awaken) karena sejak dari dulu banyak sekali saya merasa tertipu oleh baik itu teman, saudara, guru les gitar, organisasi yg saya ikuti, dll. Oleh karena banyak pengalaman yang tidak enak itu terbentuklah keinginan yang kuat bahwa ‘saya tidak ingin dibodohi lagi’. Saya belajar dari buku banyak sekali, buku-buku yang saya pelajari tidak melulu tentang agama (saya menganggap membaca alkitab juga adalah belajar keagamaan) namun sebenarnya utamanya saya ini menyukai bacaan tentang misteri (teka-teki detekif, bukan horor), filosofi, kajian fisika dan teknologi.
Menurut saya, pertama kali saya mengenal filsafat itu malah sejak saya ikut extension course di widya mandala pada tahun 2012 tentang Relativisme dan Hati Nurani. Di dalam program ini ada pastur paroki saya (di Ratu Pencinta Damai, Pogot) yang bernama Emannuel Prasetiono atau biasa dipanggil Rm. Prass. Beliau ini romo CM (Congregatio Missionis) yang spesialis di bidang filsafat, khususnya bidang filsafat manusia (klik: salah satu buku tulisan beliau). Beliau mengerti benar bahwa saya itu sangat tertarik dengan kebijaksanaan yang kemudian diterjemahkan secara konkret dalam ilmu filsafat (oh ya ilmu filsafat dan filsafat ilmu itu beda, jangan pernah disamakan).
Beliau ini ciri-cirinya kalau saya tanya (yang baru belajar filsafat dan cukup antusias) tidak pernah memberikan jawaban final (berupa dogma [padahal beliau ini seorang pastur] atau dalam upaya magisterium gereja yang lain), dan menjawab berbagai pertanyaan saya dengan pertanyaan lain. Entah mengapa, dalam perjalanan ekstension course yang pertama kali saya ikuti ini, puji Tuhan beliau setia mendampingi saya. Kalau bisa dikatakan mungkin sekitar 5% dari jiwa filofilosofi beliau saya dapatkan, saya bisa mengatakan ini karena selama 13 dari 14 kali pertemuan (pada ekstension course relativisme dan hati nurani) saya selalu didampingi beliau, begitu juga ekstension course berikutnya yang berbeda topik tentang mendidik manusia indonesia hampir setiap pertemuan saya bisa menanyakan berbagai hal.
Sebenarnya ada janji dari kami (Domi, Ip, Bagus, Edwin dan Saya) untuk membuat suatu diskursus mini dalam kajian kebangsaan, alasannya karena ekstension course yang kami ikuti itu sebetulnya bayar tapi kami tidak bayar (digratiskan oleh romo), dan romo sendiri minta tapi tidak memaksa sebagai gantinya untuk membuat kelompok kecil ini di KMK Unair. Tapi karena saya waktu itu (tahun 2012) ada 2 pekerjaan yang cukup menyita waktu akhirnya tidak kesampaian (sekarangpun masih mengurus skripsi yang belum selesai). Tapi dalam hati kecil saya juga berpikir bahwa akan sangat menarik apabila membuat salihara yang baru di Surabaya.
Filsafat sebagai ilmu bertanya sejauh ini memperkuat wawasan serta asas pendirian saya, setiap ada waktu kosong selalu terjadi proses dialektika tanpa henti di otak saya. Argumen dialektik itu tersimpan dengan baik, suatu ketika bila ada diskusi / debat, peluru itu yang keluar dan melesat. Kekuatan peluru itu kemudian diuji oleh lawan bicara saya.
Ilmu ini sangat menarik, berguna, membuat kita tidak fanatik dan terbelenggu oleh suatu paradigma. Sungguh apabila saya menteri pendidikan akan saya jadikan ilmu filsafat ini materi wajib yang diajarkan sejak SMP, dengan filsafat saya lebih mencintai alam raya ini dan manusia-manusia ciptaan Tuhan terlihat utuh tanpa persepsi-persepsi negatif (tercipta dari beberapa paradigma masyarakat) yang tidak berguna sama sekali. Filsafat tidak bertentangan dengan agama (yang fundies tolong dicatat!), -isme mungkin tapi filsafat tidak.
Ke depan ekstension course ini dibuka lagi dengan tema pragmatisme, oh ya sekedar bocoran saja kalau Anda belajar filsafat apa lagi ikut course-course semacam ini: Anda harus siap menampung semua informasi baik itu dari bahasa asing, sejarah, gaya lukisan, tradisi unik, kontroversi, istilah (selalu bawa kamus oxford bahasa inggris di android), dll. Seperti pertanyaan yang tidak ada habisnya, berbagai sumber juga dirangkum dalam ekstension course. Namun juga apabila pembicara tidak kredibel, hati-hati bisa blunder di pikiran loh ya.
*Mungkin bagi teman-teman filsuf lain, tulisan ini terlihat norak dan naif ya tapi tulisan ini memang dibawa dengan suasana gaudium si penulis hehehehe..
Ini cinta saya pada filsafat, kamu?
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar