Cinta tidak pernah salah
Ilustrasi lekatnya manusia dengan cinta |
- Agape, Cinta tertinggi kepada Tuhan
- Eros, Cinta yang berhubungan dengan sex
- Philia, Cinta yang lebih rendah atau dapat disebut dengan suka
- Storge, Bentuk cinta yang tidak termanifestasi langsung / perhatian
Saya mempertanyakan juga, apakah ketika dalam praksisnya saya merasakan eros kepada seseorang. apakah agape harus / akan hilang? Hal ini penting diketahui, karena tanpa menyadari hal ini kita bisa kehilangan kontrol setiap waktu. Apalagi mencakup hal antara nomor 1 dan 2, Agape dan Eros. Misalnya: apakah kelak ketika manusia merasakan eros, dalam waktu yang sama manusia selalu melupakan / bahkan bisa mengkhianati agape?
Apabila menurut aliran spiritual yang saya dalami / psikotronika dan pendapat Anthony De Melo. Agape harus menjadi yang terdepan (preceding) cinta yang lain, karena hal itu yang seharusnya. Tidak ada yang boleh mendahului itu, kalau menurut kesimpulan yang saya tarik sendiri adalah karena Allah yang menguasai kontrol kebolehjadian yang dialami manusia (Tuhan mengontrol situasi dan kondisi). Jadi di sini saya menganggap manusia tidak dapat dikontrol 100% oleh Tuhan, karena bila iya maka konsep surga dan neraka adalah bogus karena bila demikian Tuhan sendiri yang menasibkan manusia untuk berdosa atau berpahala, padahal romantisme terjadi antara kehendak bebas dan Tuhan sendiri.
Ilustrasi Gravitasi |
De Melo mengatakan bagaikan gravitasi di bumi, bobot cinta antara manusia dengan Allah seharusnya lebih berat daripada cinta manusia dengan yang lain. Bukan berarti cinta yang lain tidak eksisten, namun cinta pada yang lain relatif lebih rendah (bergravitasi rendah).
Selain itu guru spiritual saya, TB Arief, menegaskan lagi bahwa apa yang disebut tuhan adalah apa yang dianggap penting lebih dari yang penting. Engkau menuhankan uang? keluarga? pacar? gereja? tidak yang harus dituhankan adalah Allah sendiri (secara langsung).
Kuncinya adalah kembali ke refleksi hati nurani, kembali ke rasa. Tidak usah dibuat-buat.
Namun kembali ke judul post bahwa cinta tidak pernah salah yang saya maksud di sini adalah
kita mendapatkan gravitasi cinta yang riil tidak melalui keharusan/paksaan dari luar (must), tapi adalah lebih merupakan perasaan dari dalam (should). Kecocokan rasa antara pria dan wanita itu bukanlah suatu hasil random, namun merupakan hasil dari pola matematika alam yang bermanifestasi, sehingga tanpa ada perjanjian sebelumnya... kedua instan merasakan eros. Demikian juga dengan agape, butuh berbagai tragedi (mungkin) bagi manusia untuk mendapatkan kepenuhan tentang Tuhan, bahwa hanya dialah yang bisa memenuhi kekosongan yang manusia pikir bisa mudah didapatkan dengan materi / cinta yang lebih rendah seperti eros, dll.
Terkadang banyak juga lagu cinta yang seolah menyamakan cinta eros dengan cinta agape, yahh.. puisi kan memang selalu berkepentingan.Kehilangan kontrol agape ketika nadi terkontraksi dengan gejolak eros terbukti sangat sering terjadi pada kita sendiri. We can always move on whim when it's about love (eros). Entah eros itu dalam bentuk positif, tertarik - kangen - dll atau negatif, broken - envy - dll, pikiran itu yang akan mendominasi dalam waktu lama. Ketika diri tidak terkontrol maka tidak ada yang bisa kita harapkan kecuali menunggu arus kesadaran mengambil alih. Namun apabila kehilangan kontrol agape itu sebuah keniscayaan, tentunya kita harus sadar sebelumnya untuk tidak terlalu berlarut-larut dalam hal tersebut.
Eros tidaklah absolut jahat, namun total dominasinya itu yang kadang menakutkan.
Semoga kita selalu mendapat bimbingan Tuhan.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar