Manusia sebagai pejuang
Menulis sebuah kekhawatiran selama ini, mengkonversi segala angan-angan di pikiran menjadi sebuah tulisan, bukan bermaksud mengajari. Tapi peruntukan blog ini sebenarnya untuk saya sendiri, dibaca untuk kemudian hari menjadi penalaran induktif pribadi. Kalau temen-temen berkenan silahkan membaca. heheheSelama ini hidup dalam dunia yang benar-benar jauh dari harapan, dunia yang hanya digerakkan oleh semangat meraih kesuksesan dalam profesi akademik, jauh dari mimpi-mimpi ideal yang saya harap. Tidak ada musik, sedikit campuran teknologi, tidak ada gerak fisik dan proyek-proyek nyata, segala hal yang diidam-idamkan oleh pekerja pria pada umumnya. Semua yang dilakukan dan hasilnya adalah abstrak, pemikiran dll. Bukan tidak menghargai hal-hal tersebut hanya saja mungkin saya terlalu pragmatis dan kurang melihat dunia dari perspektif lain. Hal-hal demikian membawa saya pada suatu fase yang kemudian mengakui keletihan saya dalam berjalan melewati padang luas, mengakui kelemahan-kelemahan yang ada.
Tapi ada sisi positif dalam kegamangan dan fase emosional ini. Saya tidak menyebut sebagai teori, tapi perjuangan sebagai manusia hidup menjadi inti dari cerita saya:
Sebenarnya ada dua jenis manusia:
Manusia pertama adalah manusia yang ketika dihadapkan oleh sebuah masalah dia akan menjadi cemas tapi lengah , tidak mau berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih parahnya berhenti. Dia menganggap masalah yang tak kunjung selesai adalah kegagalan dan hanya merupakan bagian terlemah dari dirinya, tidak diniati dan tidak bisa untuk diperbaiki lagi.
Sedangkan manusia kedua adalah manusia yang ketika dihadapkan oleh sebuah masalah walaupun dia cemas dia tidak lengah, dia berusaha untuk menjadi lebih baik, walaupun mungkin lama dalam fase trial and error dia berprinsip: "Hasil akhir yang ada pada pekerjaannya hanya berarti dua hal: berhasil, harus lebih baik atau menelaah apa yang baru bisa dipelajari dari belum berhasilnya". Manusia ini menanamkan sifat kerendahan hati untuk mau belajar dan dinasehati oleh sesama, dan menganggap hal-hal itu bukan sebuah hal yang merendahkan diri, melainkan hanya sebagai usaha kawan-kawan di sekitarnya untuk memajukan dirinya sendiri.
Kelemahan itu apa sih? Saya juga mempertanyakan hal tersebut, tapi kemudian saya berpikir bahwa kelemahan adalah hal konseptual yang terbentuk ketika kita sering sekali bergumul dan menghadapi sesuatu hal yang tidak kita kuasai, yang kadang malah mengarah kepada sebuah kegamangan atau kekhawatiran untuk tidak bisa.
Menyindir jg bahwa yang aneh dari sifat manusia adalah manusia suka membandingkan kelemahannya dengan kelebihan orang lain, bukannya lebih fair ketika membandingkan kelebihan dengan kelebihan?
Tapi sisi positif yang saya dapatkan di sini adalah bahwa kelemahan itu ada dan dirasakan karena kita sadar dan concern dengan diri kita sendiri. Jangan sia-siakan rasa itu, jadikanlah pecut dan jadikanlah dirimu manusia yang positif, Manusia yang berjuang menuju kebaikan. Carilah kawan berpikir, berdiskusilah dengan kekasih anda, berdiskusilah dengan teman baik anda, orang tua, senior, dll. Karena sudah kita sepakati bersama kita tidak bisa belajar secara sendirian, kita bisa-bisa menjadi kementhus (sok tahu)
Puji dan Syukur, akhir-akhir ini Tuhan kelihatannya sudah menjawab segala kegamangan itu, seolah Dia memberikan kesempatan kepada saya untuk mempelajari kreativitas, saya mendownload sebuah ebook dan mempelajarinya. Mendapatkan segala hal untuk memecah kebuntuan ini.
oh ya 3 quote favorit saya untuk permasalahan ini:
"Saya sekarang ini adalah wujud dari beribu-ribu keputusan yang sudah saya buat sebelumnya
Saya Esok adalah wujud dari keputusan-keputusan yang saya buat saat ini"
"Menunda hanya akan menambah ketidakpastian anda di masa depan"
"Tidak kemajuan apabila anda tidak segera memulainya dengan langkah pertama"
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar