Pemikiran dalam paradoks
Beberapa waktu ini saya banyak sekali membaca buku sebagai pembalasan dendam akan kurangnya masa pembelajaran dalam diri saya semasa kuliah ini. Banyak buku fisik dan audio yang saya baca (sekitar 7 buku lebih), terimakasih utk buku cara membaca cepat. Rupanya ada cara untuk membaca cepat dengan pemahaman yg luar biasa dan bisa diterapkan untuk setiap orang.Di sini akan lebih membahas tentang pemikiran dan quote Rene Descartes tentang Cogito Ergo Sum yang berarti "Aku berpikir maka aku ada".Mungkin akan sangat naif bila saya berbicara soal filsafat, karena saya tidak melakukan telaah sastra dan sejarah yang mendalam pada filsuf ini, kepada guru dan para pengikutnya terlebih berbagai pemikirannya. Saya tidak membahas secara dalam apa landasan berpikir Descartes, namun yang ingin saya share adalah pengalaman saya dalam pemikiran, sebagai penekanan tertentu. Mungkin ada yang mempunyai pengalaman yang sama silahkan untuk mengkomen di bawah post ini.
Memasuki ke jaman yang modern memang pemikiran pragmatis selalu dipilih baik sebagai cara ataupun dalam pola berpikir politis. Tapi tentu saja pemikiran mendalam tidak akan bisa terganti sebagai sebenar-benarnya usaha dan upaya manusia untuk mencapai hakekat dari berbagai praktis yang dilakukan manusia dalam kesehariannya. Berikut adalah pemikiran praktis saya terhadap Cogito Ergo Sum.
- Perasaan sebagai citra pemikiran, bayangkan Anda dengan pacar pergi ke bioskop, judulnya semisal Cinta di padang hijau. Pasti sudah terbayang hal yang indah-indah bukan? namun berbeda ketika dalam rencana tersebut di jalan ada pertengkaran dengan sang pacar. Maka secara afektif tulisan 'Cinta di padang hijau' akan kehilangan maknannya walaupun kita menonton film tersebut. Perasaan pertengkaran yang ada akan mendominasi dan menjadi citra pengganti. Faktanya kita menonton film untuk mendapatkan perasaan puas, penasaran, dll. Manusia dibayar dengan perasaan dan perasaan jugalah yang menjadi citra pemikiran. Ataupun hal lain yang sederhana seperti makan pangsit di pinggir jalan. Jika dibawakan dengan perasaan yang romantis, maka hal-hal minor seperti warung murahan, kumuh, dll. tidak akan banyak terlihat. Perasaan sebagai citra adalah kebutuhan manusia yang memiliki presedensi.
- Kondisi pernyataan negasi pemikiran tidak berlaku pada kondisi inferior, kondisi inferior / rendah saya definisikan sebagai kondisi tidak percaya diri, negatif, stress, capek dan tidak konsentrasi. Pemikiran negasi umumnya menurut saya membutuhkan 2 kali proses. Semisal: "kamu tidak bisa memakan makanan ini" vs. "makan yang itu saja!" pasti membutuhkan waktu yang pertama karena pertamanya kita harus membuat pilihan makan yang lain kemudian pilihan kedua ya atau tidak. Lain halnya pada soal yang kedua jelas pilihannya tinggal ya atau tidak. Hal ini saya teliti pada keinginan saya untuk diet. Saya cenderung bisa diet kalau ada citra positif (nomor 1) di tambah dengan kata-kata bahwa "saya aslinya kurus" tidak ditambah dengan pikiran dan perkataan negatif. Berbeda dengan cerita kasus lain pada waktu saya mengatakan "saya aslinya kurus" kemudian ada pikiran negatif yang lain-lain misal "halah ket biyen diet yo ra kuru-kuru", dll. akhirnya saya berhenti melakukan diet.
- Pemikiran seperti kuda troya, kuda troya diceritakan sebagai kuda yang sangat hebat, kendaraan perang yang cepat dan memiliki stamina di atas rata-rata kuda yang lain. Sekarang mari kuda disimpan dulu dan kita bayangkan komputer, prosesor sebagai otak komputer bekerja efektif karena dia memikirkan dan memproses apa yang sedang dikerjakan pada saat itu. Tapi berbeda dengan otak manusia, manusia tidak memiliki task manager. Sehingga kita tidak bisa memastikan dengan detail dan rinci apa saja yang dipikirkan oleh manusia. Sebagai kuda troya, pikiran kita akan berlari cepat dan menjauh kemana-mana bila tidak dikendalikan oleh kekang yang kuat dan baik. Misal sebagai laki-laki, coba pikirkan imaji 'paha seorang wanita' pasti pikiran sudah kemana-mana, pada kasus saya hingga pikiran mencapai china di abad kehidupan Kong Qiu. Kuda troya ini harus diutilisasi harus dipergunakan secara baik. Pastikan arah yang mau dituju dan apa yang mau dicapai sebelum mengeluarkannya dari kandang. Galau adalah contoh dari Kuda Troya yang lepas dari kandangnya. Orang galau pun secara filosofis dapat dikatakan bahwa orang tersebut masih belum ada di tempatnya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar