Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Keprihatinan pemilu 2014

Tidak ada komentar


Menurut saya di titik ini (terhitung tanggal 24/06/2014) segala kampanye mungkin terhenti efeknya 1-2 hari kemudian, status2 di fb dan twitter saya jadi semakin rigid menampung opini fanatik msg-msg pendukung capres.

Since, sekarang ini sosok capres dan cawapres lebih utama daripada kubu mereka, bila ada berita yg menolak kebaikan capres maka dianggap kebohongan, dan bila ada yang menerima kebaikan capres dianggap kebenaran. Sekarang realita dipilih, dipilih dari berbagai media yg mendukung fanatisme itu, bahkan dari media baru yg 3 web developer bisa bikin dan maintenance cuma dalam 4 minggu pun dipercaya seolah-olah itu alkitab bagi pembaca, bila isinya positif ke salah satu pasangan yg didukungnya. 

Mengadvokasi pentingnya dialektika sekarang ini seperti memberikan vaksin pada hewan yg sudah terjangkit dan sakit karena virus, tidak ada gunanya. Segala upaya utk kampanye juga seakan-akan malah memperpanjang titik untuk menjadi garis kebencian, memperbesar jarak pemisah antara rakyat dengan rakyat.

Tujuan menjadi negara yg baik tidak lagi dilihat sebagai per se pemenangan dari masing-masing pasangan. Tapi lagi... diragukan juga tentang rakyat yang mengenal negara yg baik itu dgn hilangnya pendidikan pancasila akhir-akhir ini.

‪#‎ShareKeprihatinan‬

Tidak ada komentar :

Posting Komentar