Suka {filsafat, ngoprek dan berkomentar}

Kunjungan DPR ke kampanye Trump: Apa Masalahnya?

Tidak ada komentar


Berita mengejutkan terjadi dalam sela-sela 'kunjungan belajar' ke US, anggota DPR Indonesia malah mengunjungi kampanye capres dari Partai Republik yaitu Donald Trump. Berita ini sontan menjadi isu hangat, bagai cimol panas yang baru masuk di mulut, terkomat-kamitkan oleh lidah yang kepanasan. Seolah-olah pembahasan dari berita ini tidak pernah memuaskan. Hal yang paling dipertanyakan oleh media adalah 'apakah pantas anggota DPR, khususnya pimpinan dan wakil pimpinan DPR pusat RI pergi mengunjungi kampanye salah satu capres di US?

Saya akan bagi pembahasan singkat ini menjadi 2 bagian: 
  1. Bukan tentang Mr.X nya, tapi tentang DPRnya
  2. Siapa itu Donald Trump dan ide yang didukung olehnya.

Bukan tentang Mr.X

DPR adalah salah satu pilar demokrasi, yaitu lembaga legislatif dari 2 lembaga lain yang ada (eksekutif dan yudikatif), DPR dipilih sebagai wakil rakyat. Keberadaan anggota DPR di manapun itu sebagai anggota DPR mewakili rakyat dan menjadi representasi rakyat Indonesia. Tentu kita setuju bahwa secara pribadi apabila SN dan FZ, dkk berangkat ke US untuk mendukung kampanye siapapun tanpa 'seragam' DPR, tanpa menggunakan dana rakyat itu tidak akan jadi masalah. Dan yang menjadikan masalah itu, pantas dituntut karena lebai. Yang menjadikan masalah lebih besar adalah pada pembahasan pembagian kedua

Siapa dan apa yang didukung Donald Trump?

Kita tahu bahwa Donald Trump adalah taipan kaya di US. Beliau terkenal bisa membalikkan kondisi ekonominya dari bangkrut hingga berhutang jutaan dollar menjadi kembali kaya dan masuk kembali jajaran orang terkaya di dunia. Hal itu baik, dalam tataran motivasi diri dan manajemen ekonomi kapital. Namun masih kita ingat kasus tentang komentar rasis Donald Trump terhadap kaum imigran, khususnya yang dari Mexico bukan? bagaimana komentarnya? Klik untuk komentar trump

Indonesia harus tahu bahwa dalam supremasi ala Trump, Orang Indonesia tidak mendapat tempat bahkan apabila berada di dalam bis penuh tim kampanye Trump dan ada 3 tempat kosong! Saya tau ini politik, tapi ini juga adalah percontohan politik yang buruk apabila ada orang kulit 'berwarna' tunduk dalam nuansa inlanderisme kepada Trump si White Supremacist. Saya juga lucu ketika melihat hot thread kaskus yang menegaskan kegeregetan netizen (dalam meme) yang mengkritik anggota DPR di sana. 

Saya di sini mengatakan Trump sendiri tidak menyalahi aturan, wong memang dia berada di US dan ada pendukung untuk supremasi nya. Hal yang dia lakukan memang sebuah komoditas politik yang dijual kepada orang-orang di US. Tidak salah.... Tapi kebutaan anggota DPR terhadap informasi yang seperti ini yang sulit bisa ditolerir apalagi dilakukan oleh Pimpinan dan Wakil Pimpinan DPR, sungguh memalukan. 

Coba dipikir, apakah badan kehormatan DPR bisa melindungi kehormatan? nope... kehormatan itu datang dari pribadi dan dijaga pribadi, bagaimana integritasnya dan bagaimana citranya.

Citra dan integritas itu hal yang berbeda. Citra itu yang ditunjukan pada masa sekarang pada satu waktu, sedangkan integritas adalah bagaimana konsistensi citra itu selama hidup orang tersebut (track record).

Kita semua gelisah dengan keteledoran dan sikap areflektif anggota DPR itu, seperti benda mati yang dibawa sungai, ikan mati yang terbawa arus deras. Ikan yang hidup tahu bagaimana harus berenang dan tidak ikut arus bukan? 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar